Oleg Deripaska adalah seorang konglomerat logam di Rusia. Ia kini tengah berupaya menggugat pemerintah Amerika Serikat karena menurutnya kebangetan ketika menjatuhkan sanksi terkait penyelidikan pemerintah Amerika Serikat pada pemilu 2016. Pada pemilu ketika itu, Amerika menduga Rusia campur tangan, Olega Depariska, si Raja Aluminium merasa dirinya dijadikan korban terbaru dalam dugaan kasus tersebut.

Dikenal sebagai bos 2 perusahaan aluminium raksasa dari Rusia, pada tanggal 15 Maret 2019 lalu, Oleg Deripaska ini menggugat Departemen Keuangan AS di Washingtong. Ia juga menggugat Sekretaris Steven Mnuchin dan meminta seorang hakim federal agar secar global menghapus sanksi pembatasan pada bisnis logam yang ia miliki. Sebagai pendiri Rusal dan En+ Group, produsen aluminium terbesar di dunia selain China, Oleg Deripaska adalah konglomerat paling terkemuka.

Deripaska meminta dalam pengajuan hukumnya, kepada Pengadilan Distrik AS di Washington agar Departemen Keuangan USA tidak semena-mena dengan superpowernya dengan memberi sanksi ekonomi, dan hal tersebut menurutnya tidak sesuai dengan Konstitusi USA.

Seperti diberitakan oleh Reuters, pada 17 Maret 2019, Raja Aluminium Rusia, Oleg Deripaska mengaku sudah 30 tahun membangun bisnis aluminium hingga menjadi pemain utama dalam ekonomi global dan telah menciptakan jutaan lapangan kerja sehingga ia tidak akan membiarkan kerja kerasnya itu hancur oleh permainan politik.

Adapun Sanksi dari pemerintah USA adalah berupa pembekuan terhadap semua asetnya. Selain itu pemerintah USA juga melarang sebagian besar pengusaha mereka untuk berbisnis dengannya. Oleg menegaskan bahwa hal tersebut membuat kekayaannya hancur total, bahkan juga reputasi, dan penghidupannya.

Bloomberg memberitakan bahwa Raja Aluminium Rusia, Deripaska melalui gugatannya menyebutkan bahwa Treasury’s Office of Foreign Assets Control (OFAC) telah berbuat tidak adil dengan menargetkan dirinya ditutup dari perkumpulan pengusaha global serta dari sistem keuangan global. Imbasnya pada kekayaannya adalah turun US$7,5 miliar. Selain itu, kekayaan bersihnya kini berjumlah US$3,9 miliar, setelah turun US$5,8 miliar pada tahun lalu menurut indeks Bloomberg Billionaires. Praktis kini ia turun peringkatnya di antara para taipan lain asal Rusia.

Langkah sanksi yang dikenakan oleh pemerintahan Presiden USA Donald Trump tersebut diberlakukan karena pengesahan undang-undang oleh Presiden Trump. Tujuan presiden Trump dalah untuk membalas Rusia yang diklaim melakukan intervensi pada pilpress pada 2016 silam.

Sebenarnya Rusal tetap menunjukan kinerja positif tahun lalu terlepas dari sanksi tersebut. Laba pendapatan perusahaan milik Oleg itu tercatat meningkat 3,1 persen sepanjang tahun lalu sehingga menjadi US$10,28 miliar, dari US$9,96 miliar dari tahun 2017. Adapun laba bersih perusahaan tercatat meningkat 39% secara tahunan atau mencapai US$1,69 miliar dari US$1,22 miliar pada tahun 2017.

Sumber:

  1. https://market.bisnis.com

 

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.