Inilah beberapa manfaat virtual reality di industri arsitektur. Sepertinya teknologi Virtual Reality akan mengubah dunia arsitektur. Itu artinya setiap perusahaan arsitektur harus segera merespons perubahan. Mungkin sedikit berlebihan, tapi nyatanya dulu gamabr manual digantikan oleh teknologi komputer 3D, dan kini Virtual Reality akan menggantikan render 3D.

CGI atau Computer-generated images memperbarui cara menggambar dengan tangan, dan VR akan memperbarui cara menampilkan gambar model arsitektur dalam teknologi yang lebih baik.

Virtual Reality / VR akan mengambil hasil desain dari aplikasi CAD dan menampilkannya dengan cara yang sama sekali baru, sebuah cara realitas maya.

Jika Anda masih menganggap belum perlu untuk berinvestasi dalam teknologi Virtual Reality ini, 5 hal berikut akan mengubah pikiran Anda tentang Virtual Reality di industri arsitektur. Ada akan segera mengubah fungsi perusahaan arsitektur Anda.

5 Manfaat Virtual Reality di Industri Arsitektur

1. Virtual Reality membuat Anda lebih siap bersaing

Jika sekarang Anda menggunakan teknologi Virtual Reality untuk bisnis arsitektural Anda, maka Virtual Reality akan membuat pengalaman yang berbeda bagi para arsitek dan juga bagi ksutomer mereka. Arsitek manapun sangat mengetahui jika gambar hasil render komputer terkini hanya bisa membuat pengalaman akurasi sebuah bangunan, maka Virtual Reality akan membawa lebih jauh pengalaman dengan “memasuki” hasil desain secara maya dan melihat setiap detailnya.

Tentu hal tersebut merupakan kemajuan baru dalam usaha memenangkan kompetisi bisnis. Ketika seorang konsumen tidak saja bisa melihat, tapi juga bisa merasakan bangunan arsitektural yang ditawarkan, dipastikan mereka akan menerima penawaran itu.

Adalah Olivier Demangel, seorang desainer dan perancang visual menjelaskan tingkat keterkejutannya ketika pertama kali menggunakan Virtual Reality. Ia sangat merasakan betapa pengalamannya terhadap sebuah struktur menggunakan Virtual Reality sangatlah berbeda. Seperti merasakan sebuah proyek yang benar-benar rampung dibangun.

Anggaplah anda menawarkan kepada konsumen sebuah hasil gambar 3Drender biasa, dan pesaing Anda menawarkan VR, maka konsumen akan memilih yang lebih mudah dalam merasakan dan melihat sebuah desain.

2. Virtual Reality membuat Anda terdepan di Trend Besar Industri

Semua bisnis berkompetisi untuk menjadi yang terdepan. Jika anda menjadi salah satu yang lebih dulu menggunakan teknologi Virtual Reality, maka Anda selangkah lebih maju di industri arsitektur ini dan perusahaan Anda bisa menjadi brand inovator di kancah dunia Virtual Reality nantinya.

Dengan kalimat “Pertama yang menggunakan Virtual Reality di aplikasi anu” tersemat di setiap lembar dan media markerting Anda, tentu itu adalah keuntungan branding jangka panjang. Beberapa perusahaan sudah langsung membeli perangkat Virtual Reality seperti Oculus Rift dan HTC Vive ketika perangkat itu pertama muncul di pasar, Anda telah membuat keputusan, Anda terlambat menjadi perusahaan yang selangkah di depan.

3. Biaya Start-Up lebih Murah

Anggaran investasi pembelian perangkat Virtual Reality relativ lebih murah. Sebuah  perangkat Virtual Reality merk Oculus Rift dibanderol $600 USD per unitnya, sementara HTC Vive di angka $800 USD. Sementara sistem dan lain-lain yang mendukung Virtual Reality sedang terus dikembangkan, komputer dibutuhkan guna mendampingi perangkat Virtual Reality ini, Anda bisa mulai menginstal VR ini dengan biaya tidak lebih dari $1000 USD. Ketika Virtual Reality terpasang, penawaran proyek Anda sangat berpeluang langsung diterima klien, dan biaya itu akan terbayarkan.

4. Virtual Reality menghindarkan dari pengerjaan ulang

Ketika klien bisa merasakan sebuah proyek dalam cetail yang mengagumkan, mereka akan sangat jelas merasakan, mana yang perlu dan mana yang tidak, maka itu artinya perusahaan Anda berhemat dalam pengerjaan ulang sebuah model, mengurangi bolak-balik meminta klien untuk memberikan feedbacknya.

Selain itu Virtual Reality juga mengurangi waktu dengan memungkinkan Anda melakukan render beberapa hal seperti pencahayan secara real time. Klien bisa menyalakan dan memetikan saklar lampu dan melihat perbedaan pencahayaan yang dihasilkan. bentuk interaksi semacam itu tentu mengasyikan dari sudut pandang klien dan juga memungkinkan klien melihat setiap bagian desain secara cepat.

5. Virtual Reality menghadirkan skenario simulasi yang nyata

Simulasi menggunakan Virtual Reality pada setiap aspek desain sebuah arsitektur memang sederhana seperti menyalakan saklar lampu di atas. Bagaimana pengalaman merasakan simulasi pada struktur yang lebih besar seperti bangunan kantor atau bahkan sebuah bandara? Di sinilah fungsi teknologi Virtual Reality sesungguhnya dalam membantu desainer menciptakan subjek-subjek dunia nyata berinteraksi dengan lingkungannya.

Sebagai misal, Anda bisa menguji sistem Emergency Exit dengan menempatkan seseorang di sebuah bagian tertentu dari sebuah bangunan dan melihat bagaimana cara ia dapat keluar mengikuti sistem rambu yang telah Anda letakan pada lokasi itu. Model dengan komputer memang bisa menunjukkan pada kita bagaimana seseorang bisa keluar dari sebuah bangunan, akan tetapi mereka tidak bisa merasakan sisi psikologi bagaimana rasanya berada pada suasana tersebut. Virtual Reality akan membuat bangunan di masa depan bisa lebih aman lebih friendly bagi penghuninya.

Nah pembaca Nikifour, gambaran Virtual Reality di industri arsitektur di atas setidaknya wacana permulaan saja tentang bagaimana jenis-jenis simulasi tersebut menyertakan VR dalam arsitektur.

Sumber: https://www.archdaily.com/787137/5-reasons-add-virtual-reality-to-architecture-workflow?

1 Comment

  1. salamlovino says:

    Terima kasih atas informasinya perihal manfaat virtual reality di industri arsitektur. Perlahan teknologi, Augmented Reality, Metaverse, Virtual Reality Indonesia juga mulai mengikuti perkembangan teknologi yang semakin pesat.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.