
Konstruksi Scaffolding Emas Daisuke Motogi. Seperti apak jika scaffolding terbuat dari emas? Adalah Daisuke Motogi, sebuah perusahaan asitektur yang berpusat di Tokyo, Jepang, baru-baru ini diundang untuk mendesain tempat pameran seni di sebuah bangunan kosong di kayaba-cho, Tokyo.
Pameran fotografi itu bertajuk “art photo tokyo exhibition design” berada di lokasi di gedung dengan luas lantai: 4502.05 m² (termasuk area pameran). Pameran diadakan oleh: Aft dan diadakan pada November / 2016. Fotografi artikel ini oleh Kenta Hasegawa.
Tata letak gedung yang merupakan perkantoran tersebut dimeriahkan dengan program sementara baru ini yang menempati lantai 1-3 dan juga lantai 8 dan 9. Ruang kosong yang akan didesain tersebut nantinya akan menyediakan galeri seni dan area fotografer untuk memamerkan karya mereka.
Daisuke motogi menciptakan platform yang netral namun unik yang mencakup keadaan run-down lokasi tetapi membangun dialog yang menyenangkan antara beragam pekerjaan yang ditampilkan. Menurut sang arsitek, “Ini akan menjadi seperti ruang di mana merek fashion mewah dan tempat minum murah berdampingan.”
Desain interior dibuat dengan perspektif tokyo kontemporer, hal tersebut untuk menciptakan suatu kondisi di mana unsur-unsur yang beragam dapat hidup berdampingan dengan mempertahankan keseluruhan suasana bangunan. Adapun material dan pencahayaan dibuat dengan kontras; dari halus sampai kasar; terang dan gelap; halus dan bertekstur; bahkan murah ke mahal.
Acara empat hari itu menyebabkan fokus desain menjadi mudah untuk dirakit dan diturunkan. Selain itu, hal hal tersebut juga menyebabkan sistem scaffolding yang dipasang di keseluruhan area bangunan.
Untuk memberikan keanggunan fitur, para arsitek memberikan entuhan finihshing terhadao pipa tabung dengan plating emas mengkilap.
Scaffolding ini membentuk counter yang dilengkapi dengan counter atas kayu lapis, menciptakan efek kontras yang halus dan kasar.
Pada pintu masuk, tempat penerimaan tamu, dan bilik sponsor dirancang agar terasa ringan dan elegan. Sebaliknya, tekstur kasar dari dinding-dinding dan lantai tangga dan lorong yang ada tetap dipertahankan.
Sementara itu di ruang pameran lantai dua; ruangan dibuat gelap, hanya diterangi dengan pencahayaan bias untuk pemotretan, ditandai dengan tanda panah arah.
“Kami ingin memberikan pengalaman yang ambigu di mana kami hampir tidak bisa mengetahui bagian mana yang dirancang dan bagian mana yang sampah. Caranya adalah dengan membalik ‘depan’ dan ‘kembali’ dari awal, karena ruang tersebut akan mengakomodasi beragam karya dengan cara yang lebih murah hati. dengan sama-sama menghargai ‘apa yang dirancang’ dan ‘apa yang terjadi ada di sana’, kami berharap dapat memberikan kesempatan orang nutuk bebas melihat-lihat, menemukan dan menghargai beragam hal tanpa prakonsepsi. ‘- Demikian menurut arsitek Daisuke Motogi
Sumber: https://www.designboom.com/architecture/daisuke-motogi-architecture-tokyo-art-photo-fair-01-26-2017/